Test Footer

WP Isue

West Papua

Welcome Guys

Here

Featured Post 4

West Papua

Sample Text

Sample text

Labels

Social Icons

Blog Archive

Free Blogger Templates

Featured Posts

West Papua, Human Rights
Showing posts with label west papua. Show all posts
Showing posts with label west papua. Show all posts

What an inspirational young man Harry Jenkinson, and watch this video he has made saying why he supports the Free West Papua movement

Written By Voice Of Baptist Papua on November 11, 2012 | 10:50 AM

Harry Jenkinson
What an inspirational young man Harry Jenkinson is. Please take the time to watch this video he has made saying why he supports the Free West Papua movement.


Harry Jenkinson, young people for a Free West Papua
We are very happy to share with...See more
Harry Jenkinson, young people for a Free West Papua.
10:50 AM | 0 comments | Read More

The Tree Houses of the Korowai Tribe of West Papua New Guinea

Written By Voice Of Baptist Papua on October 29, 2012 | 7:44 AM

Deep within the inaccessible jungle of the southeast Indonesian province of Papua, about 150 kilometres inland from the Arafura Sea, lives the Korowai tribe – a clan totally isolated from the rest of the world. They are hunter-gatherers living in a small society of traditional family ties who need to share all they have in order to survive. Until their discovery by a Dutch missionary in 1974, the Korowai had hardly any contact with the outside world.

The Korowai people live in tree houses ranging in height from 6 to 12 meters, but some are as high as 35 meters above the ground. Usually the houses are built on a single tree but frequently the base of the house consists of several living trees, and additional support is derived from wooden poles. These tree houses protect families not only against swarms of mosquitoes below, but also ward off annoying neighbours and evil spirits.

korowai-tree-house-0
To build a tree house, a sturdy Banyan tree is selected to function as the central pole. The top of the tree is then removed. The floor frame, made of branches, is constructed first and then covered with sago palm. The walls and roof is made with the same leaves the frame of the house consists of branches fastened with rattan bindings. The flooring must be quite strong as the tree houses often accommodate as many as a dozen people. A dry tree trunk with notches is hung from the bottom of the tree house in order to get up to the house. This ladder shakes with each step and warns the inhabitants that a visitor is on his way up.
7:44 AM | 0 comments | Read More

David Bridie - Act of Free Choice West Papua 1969

Written By Voice Of Baptist Papua on June 27, 2012 | 1:03 AM


Artist: David Bridie
Title: Act of Free Choice
Director: Mark Worth

The so-called 'Act of Free Choice' was a sham referendum held in 1969 to decide whether Indonesia should govern West Papua. The small sample of indigenous West Papuans selected to vote were threatened with physical atrocities if they voted against the Indonesians. Of course they all voted unanimously for Indonesia. To this day, on the basis of this farce (sanctioned, incidentally, by the UN), Indonesia holds West Papua under military rule.
 

This short film by the late Mark Worth (1958-2004) is a precursor to his outstanding documentary "Land of the Morning Star" and succinctly outlines the political history of West Papua to date.

"Act of Free Choice" is the title of David Bridie's debut solo album, and although the song "Act of Free Choice" was played live at David's shows it was omitted from the album for "textural" reasons (in other words, it didn't fit in with the other tracks). It later appeared on the 5-track "Act of Free Choice" EP.

Papua Merdeka!

http://www.freewestpapua.com

David Bridie's official website:
http://www.davidbridie.com.au

Bridie/Not Drowning, Waving website and message board:
http://www.followthegeography.com
http://www.mftcc.com

My Friend The Chocolate Cake official website:
1:03 AM | 0 comments | Read More

Buctar Tabuni, Kamu memang Aneh, Manusia Romantis Berhati Sadis…!

Written By Voice Of Baptist Papua on May 14, 2012 | 3:13 AM


Buctar Tabuni, Kamu memang Aneh, Tidak Tahu Diri, Penderita Batin sekaligus Manusia Romantis Berhati Sadis…!!!

Nggak sengaja aku membaca Kutipan kamu, judulnya cukup ekstrim “Aku Ingin Lapakan Dunia KesenanganKu… Dan Memilih Menderita,!!! Demi Kebebasan Negeri dan RakyatKu “. Spontan aku kaget, “gila nich orang…” tapi begitu aku khusuk membaca  dan aku cermati dari kutipanMu barulah aku sadar “luar biasa nich orang…” hanya orang bodoh dan tolol yang tidak kagum kepadamu.

Yach…walaupun  aku hanya sebatas rata-rata normal, tapi aku cukup cerdas untuk menilaimu. Tepat. Dari awal aku sudah ada feeling bahwa kamu memang orang yang berbeda, walau kamu tak mau disamakan dengan manusia-manusia yang pernah membuat sejarah harum di Indonesia seperti “The Founding Father’s of Indonesia” Drs. Mohammad Hatta,  Sang Proklamator  Soekarno, Maupun  Tan Malaka seorang aktivis nasionalis berkepemimpinan Sosialis. Sazana Gusmao (sang pembebas Timor leste) Nelzon mandela, Mahatma Gandhy dll.  Namamu memang layak dan patut untuk disandingkan dengan mereka, hanya saja beda cultur dan wilayah tapi sama-sama Manusia penghuni “Planet Bumi”.

Orang  tuamu pasti bangga telah melahirkan anak sehebat kamu, idealis, cemerlang, rela berkorban, Bertanggung jawab, karismatik dan tetap berjiwa Padi.  Hmmm…..Sempurna. Pengorbananmu tak kan sia-sia, percayalah itu. Kerjamu cukup mengagumkan…kau memang seorang pendakwah (maaf aku pinjam istilah salesman agama. Sengaja.) sejati, menyebarkan ideologi penuh kesabaran dan keseriusan.  

Di era (yang katanya) serba maju, modern banyak manusia-manusia yang terlena dengan hedonisme  kapitalis Anjing tapi kamu tetap konsisten. Bahkan kamu rela meninggalkan pekerjaan yang menjanjikan status “hidup makmur”. hmm…kamu memang manusia aneh. Hanya karena kesetiaan memperjuangkan hak-hak Masyarakat Pribumi Papua Barat kamu rela berkorban apapun.

Kadang aku heran pada orang-orang merasa diri pintar tanpa pernah membagi kepintarannya. Mereka yang sekolah tinggi-tinggi hanya mengejar profit dan mengumpulkan harta, walau mati harta tidak bisa dibawa. Mungkin kamu adalah salah satu diatara manusia asli papua yang bisa  berfikir bahwa keberuntungan dan kepintaran yang dianugrahkan Tuhan harus dibagikan.

Karena tidak semua orang diberi kesempatan mendapat ilmu dari bangku sekolah maupun kuliah. Informasi memang seharusnya dibagi rata, penguasa dan rakyat. Kebebasan, kesetaraan, keadilan selalu kamu teriakan tanpa bosan maupun lelah (maaf diam-diam aku sering membaca komentar-komentarmu).  Sempurna.

Ada kata-kata mu yang cukup membuat bulu romanku merinding “Aku Ingin Lapakan Dunia KesenanganK… Dan Memilih Menderita,!!! Demi Kebebasan Negeri dan RakyatKu”.  Oh…kamu menyimpan jiwa romantis  yang luar biasa, mengorbankan jiwa dan darahmu untuk orang banyak (yang lupa tentang jati dirinya sebagai orang Papua), tapi aku juga menilaimu sebagai orang yang paling sadis…!!! Keperdulian mu terhadap sesama membuat dirimu harus banyak kehilangan waktu luangmu untuk sekedar “menikmati hidup”.  Segelas  milk, sepertinya cukup membuatmu nyaman (maaf jika aku membongkar rahasiamu).

Oh…Buctar Tabuni kamu memang Bodoh sekaligus Manusia Romantis berhati Sadis. Kamu memang patut untuk menjadi contoh dan teladan bagi generasi Papua, yang banyak melupakan tentang jati dirinya, hak-haknya, dan kebebasannya. Semoga apa yang menjadi cita-citamu dimudahkan dan dilancarkan.

Tuhan menyertaimu…Tuhan memberkatimu…dan Tuhan akan memuliakanmu sampai bebaskan rakyatMu Papua Barat.
3:13 AM | 0 comments | Read More

Kata Ispirasi Bucthar Tabuni atas Perjuangan Bangsa Papua Barat

Written By Voice Of Baptist Papua on April 25, 2012 | 2:26 AM





2:26 AM | 0 comments | Read More

It's sheer bloody murder, right on our doorstep

Written By Voice Of Baptist Papua on January 7, 2012 | 5:27 AM

Charlie Hill-Smith
Opinionby,Charlie Hill-Smith
What the Indonesian military is doing is criminal and barbaric, writes Charlie Hill-Smith.
THE highest mountains between the Himalayas and the Andes are the snow-topped crags of West Papua (4884 metres). A tropical glacier pokes out of the sweltering green of Asia's largest rain forests. This is the second largest island on earth, with 15 per cent of all the world's languages, an encyclopaedic biodiversity and a new El Dorado for our resource-hungry world.
Most of us know little about the shady goings-on inside the giant forested island just to our north. But a constant trickle of murders, disappearances, arrests, torture and a wave of mass civil actions have raised the international volume of this previously silent war.
5:27 AM | 0 comments | Read More

WEST PAPUA Unknown New Guinea

Written By Voice Of Baptist Papua on January 2, 2012 | 7:09 PM

Birdquest's West Papua, Indonesia birding tour explores the western half of the island of New Guinea (a territory that used to be called Irian Jaya). Our West Papua tour concentrates on the endemic specialities of this part of New Guinea, including its offshore islands, where marvellous creatures can be found such as Macgregor's, Red and Wilson's Birds of Paradise, Western Parotia, Arfak Astrapia, Long-tailed Paradigalla, Western Crowned Pigeon and Numfor Paradise Kingfisher.
Tour Category: Easy occasionally, but mostly Moderate to Demanding


Feline Owlet-Nightjar is one of six members of this Australasian bird family to be found in New Guinea (Mark Van Beirs)
Feline Owlet-Nightjar is one of six members of this Australasian bird family to be found in New Guinea (Mark Van Beirs)

When, in the mid 19th century, Alfred Russel Wallace first approached the shores of western New Guinea he wrote that he could barely contain his excitement knowing that “those dark forests produced the most extraordinary and the most beautiful of the feathered inhabitants of the earth”.
7:09 PM | 0 comments | Read More

Journalists and foreign media "is prohibited and intimidation" what's in Papua

Written By Voice Of Baptist Papua on October 6, 2011 | 6:51 PM

Sabang (Aceh) to Merauke (Papua) is one part of the Republic of Indonesia, but in this great nation there is something unspoken, unfair and discriminatory ban on media is evidenced by the local, national and even international media to cover various actual events in Papua, all print media, electronic in papua often not an independent value.
This is evidenced by the detention of foreign journalists in Papua such as the two French journalists in covering the action wartu hold demonstrations of West Papua National Committee (KNPB) on 24/mei 2010, even journalists who are victims of persecution and even death from homicide and until today the law enforcement has not no follow-up.as Ardiansyah Matrais, a reporter from TV Merauke, was found dead in warehouse areas Charcoal, 30nJuli ago,
6:51 PM | 0 comments | Read More

Socrates: UU Otsus Solusi Politik Bukan Kesejahteraan

Numbay, Seluruh umat Tuhan di Tanah Papua, terutama orang asli Papua,  perlu mengetahui dan menyadari bahwa tujuan dan misi UU Otonomi Khusus No. 21 Tahun 2001 bagi penduduk orang asli Papua  adalah  solusi politik bukan solusi kesejahteraan. Demikian disampaikan Socratez Sofyan Yoman, 
“Walaupun Otsus adalah penyelesaian menang-menang (win-win solution) tentang status politik Papua dalam wilayah Indonesia tetapi telah gagal total  dilaksanakan di Papua dimana dalam era Otsus tidak ada perlindungan (protection), tidak ada keberpihakan (affirmative action) dan pemberdayaan (empowering),    Disebutkannya, penyebab kegagalan pelaksanaan UU Otonomi Khusus di Papua adalah Pemerintah Pusat sendiri. Karena, Pemerintah Indonesia tidak mempunyai niat baik untuk penduduk asli Papua.
8:31 AM | 0 comments | Read More

Papua: Jakarta's Plan For Dialogue With Papua Must Synchronise With Local Papuan Politics

Translated from Indonesia by TAPOL; original below

KontraS, ANBTI, IKOHI, Imparsial, Foker LSM Papua, Setara Institute, HRWG, Komnas Perempuan, FNMPP, IPPMAUS, Forum Papua Kalimantan, PGI, Walhi, JIRA, LBH Pers

Jakarta's Plan for Dialogue with Papua Must Synchronise with local Papuan Politics
 We welcome the plan for a Jakarta-Papua dialogue that is now being pursued by the Indonesian Government.
Peaceful dialogue is the only dignified way to resolve all the political and humanitarian problems that have persisted in Papua to the present day. A dialogue between Jakarta and Papua can also be an indicator of the government's seriousness in protecting and complying with the basic rights of the Papuan people.

 However, we request that the entire process of dialogue should take full account of the aspirations of the Papuan people. In taking the dialogue process forward, we ask that the government consistently protects and complies with the basic rights of the Papua people by ensuring that that there is no repetition of violations of the Papuan human rights. The government should review the presence of the TNI security forces and the under-cover security operations that continue to occur.

On the other hand, we also call for the local political situation in Papua to be reviewed along with the Papua-Jakarta dialogue that is to be undertaken by the government. Building the confidence of the Papuan people in the seriousness of the government is a basic condition before a Jakarta-Papua dialogue can be held.
8:28 AM | 0 comments | Read More

KNPB Tuding Pihak Ketiga Bermain

JAYAPURA – Terkait statement yang menyebutkan Komite Nasional Papua Barat,  ada kompromi politik antara KNPB dengan Petinggi Polkam, menurut Ketua I KNPB, Mako Tabuni, ada pihak ketiga yang bermain.  “Ini hanya wacana yang dibangun oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Karena melihat, atau karena  disoroti, karena kalah politik. Kalah saing,  akhirnya dorang menuduh KNPB dengan hal-hal yang tidak benar.  Kami akan tunjukkan itu dengan kerja-kerja di lapangan,” ungkapnya kepada Bintang Papua di Prima Garden Abepura, Rabu (5/10).

Ditegaskan,  tidak ada satu organisasi ataupun lembaga di Negara ini yang bisa membubarkan KNPB. “KNPB hanya akan terpengaruh kalau rakyat Papua bangkit dan minta KNPB bubar. Tidak ada satu organisasipun yang bisa bubarkan KNPB,” tegasnya.  Terkait kontrak politik, ditegaskan bahwa tidak ada organisasi di Jakarta yang punya kontrak politik dengan KNPB. “KNPB hanya punya konrak politik dengan rakyat Papua, untuk membawa aspirasi guna menentukan sah tidaknya Papua di dalam NKRI,” lanjutnya.
Ketika Bintang papua berusaha meyakinkan tentang posisinya di Tanggal 21 September yang dikabarkan berada di Jakarta bersama Deny Wenda mengadakan kontrak politik dengan petinggi Polkam, ditegaskan bahwa ia saat itu tidak ke Jakarta.
“Tidak di Jakarta. Walaupun saya harus ke Jakarta, ketemu dengan siapa, itu kawan-kawan tidak perlu tau,” jelasnya.
Menurutnya hanya rakyat yang berhak mengetahui posisinya.” Karena saya hanya berjuang membawa aspirasi murni rakyat,” tegasnya. 
http://suarabaptis.blogspot.com/ 
8:25 AM | 0 comments | Read More

TNI Gagal Melindungi Dan Menjaga Integritas Manusia Di Tanah Papua

S. Sofyan Yoman
Pada media lokal Cenderawasih Pos, Rabu, 05 Oktober 2011, Saudara Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Erfi Triassunu dengan bangga menyatakan: “ Tugas pokok yang kami emban adalah menegakkan kedaulatan Negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI, dan melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan Negara.
Robek-robeklah badanku, potong-potonglah jasadku, tetapi jiwaku yang dilindungi benteng merah putih akan tetap hidup, akan tetap menuntut bela, siapapun lawan aku hadapi”.

Pada umumnya Pemerintah Indonesia dan khususnya aparat keamanan TNI 
belum mempunyai konsep bernegara dan berbangsa yang benar dan baik. Itu terbukti dengan wajah Pemerintah dan aparat keamanan yang menduduki dan menjajah penduduk asli Papua sejak tahun 1961 sampai di era Otonomi Khusus sekarang ini. Cita-cita TNI sebagai pelindung hidup bersama yang beradab, telah hancur. Tidak disangkal lagi bahwa di Tanah Papua Barat dari Sorong-Merauke telah terjadi pelanggaran hak asasi manusia dan kekejaman luar biasa yang dilakukan oleh TNI  atas nama kepentingan NKRI. Umat Tuhan, pemilik negeri dan ahli waris Tanah ini dibantai seperti hewan buruan dengan stigma anggota OPM, separatis dan makar. Apa yang harus dibanggakan oleh penduduk asli Papua dari namanya TNI yang mengkleim diri bahwa ia adalah pelindung segenap bangsa dan seluruh tumpah darah?
more>>http://suarabaptis.blogspot.com/2011/10/tni-gagal-melindungi-dan-menjaga.html
8:17 AM | 0 comments | Read More

Penambahan Pasukan Menimbulkan Masalah HAM di Papua

Written By Voice Of Baptist Papua on October 3, 2011 | 9:00 PM

Ketua komnas HAM Julles Ongge mengatakan pasukan TNI bantuan yang menimbulkan masalah di Papua.  “Pasukan-pasukan yang datang dari luar inilah yang menimbulkan pandangan-pandang yang berbeda dan menimbulkan masalah.” Jules menyampaikan itu di Pandang Bulan, Senin (3/9).
Ongge mengharapkan pimpinan tertinggi institusi TNI tidak lagi mengirimkan pasukan TNI bantuan ke Papua. Ongge hanya berharap TNI bisa mengatasi masalah  dengan membenahi kekuatan yang ada di Papua. Harapan itu bila ada masalah di Papua di hari-hari yang akan datang.
9:00 PM | 0 comments | Read More

PENOLAKAN KONGGRES PAPUA III

Written By Voice Of Baptist Papua on September 28, 2011 | 7:51 PM

Press Release

Perjuangan rakyat Papua Barat selama ini bukan karena lapar dan haus (kepentingan Ekonomi) dalam kekuasaan Indonesia, dan BUKAN untuk melahirkan Otsus, MRP, Pemekaran, UP4B atau kepentingan dialog sepihak oleh pihak-pihak yang tidak diberi mandat rakyat bangsa Papua Barat. Namun yang benar adalah berjuang demi harga diri, harkat dan martabat sebagai suatu bangsa yang berhak menjadi sebuah Negara Merdeka tanpa penjajahan di atas tanah air kami “Papua Barat”. Tuntutan Papua Barat Merdeka, bukan karena kegagalan Otusus dan terpilih atau tidaknya Anggota MRP serta kurang adanya kebijakan pembangunan dalam kekuasaan NKRI terhadap kami orang Papua Barat tetapi rakyat Papua Barat berjuang karena menuntut Hak Politik sebagai sebuah Negara, yang telah digadaikan demi kekuasaan politik dan ekonomi melalui Pepera 1969 yang sangat cacat secara Hukum dan Moral.
7:51 PM | 0 comments | Read More

19 Dokumen Rahasia Kopassus Bocor di Australia

Written By Voice Of Baptist Papua on August 13, 2011 | 10:31 AM

Dokumen berjudul Anatomi Separatisme di Papua. dokumen rahasia itu dipublikasikan oleh jaringan media fairfax. Demikian ditulis The Canberra Times, Sabtu (13/8/2011).

Jakartapress: Ada 19 dukumen rahasia Kopassus TNI AD yang telah bocor ke media di Australia. Dokumen tersebut berupa data-data Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan pendukungnya yang dibuat 2006-2009.

Isinya secara detil menggambarkan kekuatan OPM. Termasuk tokoh-tokoh internasional yang mendukungnya.
Ada 40 anggota kongres AS, termasuk Senator AS dari Partai Demokrat, Dianne Feinstein. Selain itu mantan Perdana Menteri Papua Nugini, Michael Somare. hingga aktivis kemanusiaan Afrika Selatan, Uskup Agung Desmond Tutu. Semuanya dicap sebagai simpatisan OPM.
Daftar ini juga memuat para akademisi, wartawan, LSM, hingga petani dan pengusaha rental mobil.
Dalam dokumen ini, data Kopassus mencatat kekuatan gerilyawan OPM terdiri dari 1.129 gerilyawan, dengan 131 pucuk senjata.More>>Jakarta Press | 19 Dokumen Rahasia Kopassus Bocor di Australia
10:31 AM | 0 comments | Read More

SUARA BAPTIS PAPUA: Hentikan Pendekatan Militer di Papua

Written By Voice Of Baptist Papua on August 11, 2011 | 10:01 PM

Pola pendekatan militeristik atau jalan kekerasan itu juga terus menimbulkan korban warga sipil di Papua. Akibatnya kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia terus terjadi dan kerap dilakukan oleh aparat keamanan di Papua. Selain masalah kekerasan, persoalan ketidakadilan tidak teratasi.

Demikian pernyataan keprihatinan dari Forum Akademisi untuk Papua Damai, yang diterima SP, Jumat (12/9). Forum ini terdiri dari akademisi lintas universitas dari seluruh Indonesia.

Lebih lanjut disebutkan, negara telah mengeluarkan kebijakan dengan memberikan Otonomi Khusus (Otsus) terhadap Papua yakni sejak tahun 2001. Kendati demikian, pemerintah pusat juga dinilai tidak konsisten dalam penerapannya sehingga gagal khususnya dalam menyejahterakan rakyat Papua.
Read More>>SUARA BAPTIS PAPUA: Hentikan Pendekatan Militer di Papua
10:01 PM | 0 comments | Read More

SUARA BAPTIS PAPUA: WEST PAPUA: Leaders to talk 'road to peace' at parallel PIF forum

Para Melanesia masyarakat adat Papua Barat telah dipaksa untuk hidup di bawah kekuasaan militer Indonesia sejak awal 1960-an, tetapi merindukan untuk menjadi bagian dari keluarga Pasifik lagi," kata penyelenggara, Auckland berbasis bahasa Indonesia Komite Hak Asasi Manusia, hari ini dalam sebuah pernyataan .
Moree..news:
SUARA BAPTIS PAPUA: WEST PAPUA: Leaders to talk 'road to peace' at parallel PIF forum
8:34 PM | 0 comments | Read More

Lani Jaya Photos News: Supporting West Papua – The Road to Freedom

 Suporting Papua freedom 2 Agustu 2001 Kab. Lanny Jaya Papua



Lani Jaya Photos News: Supporting West Papua – The Road to Freedom
12:05 AM | 0 comments | Read More

My Blog List

 
berita unik