Buctar Tabuni, Kamu memang Aneh, Tidak Tahu Diri,
Penderita Batin sekaligus Manusia Romantis Berhati Sadis…!!!
Nggak sengaja aku membaca Kutipan
kamu, judulnya cukup ekstrim “Aku Ingin Lapakan Dunia KesenanganKu… Dan
Memilih Menderita,!!! Demi Kebebasan Negeri dan RakyatKu “.
Spontan aku kaget, “gila nich orang…” tapi begitu aku khusuk membaca dan
aku cermati dari kutipanMu barulah aku sadar “luar biasa nich orang…” hanya
orang bodoh dan tolol yang tidak kagum kepadamu.
Yach…walaupun aku hanya sebatas rata-rata normal, tapi aku
cukup cerdas untuk menilaimu. Tepat. Dari awal aku sudah ada feeling bahwa kamu
memang orang yang berbeda, walau kamu tak mau disamakan dengan manusia-manusia
yang pernah membuat sejarah harum di Indonesia seperti “The Founding Father’s
of Indonesia” Drs. Mohammad Hatta, Sang Proklamator Soekarno,
Maupun Tan Malaka seorang aktivis nasionalis berkepemimpinan Sosialis.
Sazana Gusmao (sang pembebas Timor leste) Nelzon mandela, Mahatma Gandhy dll.
Namamu memang layak dan patut untuk disandingkan dengan mereka, hanya saja beda
cultur dan wilayah tapi sama-sama Manusia penghuni “Planet Bumi”.
Orang tuamu pasti bangga telah melahirkan anak
sehebat kamu, idealis, cemerlang, rela berkorban, Bertanggung jawab, karismatik
dan tetap berjiwa Padi. Hmmm…..Sempurna. Pengorbananmu tak kan sia-sia,
percayalah itu. Kerjamu cukup mengagumkan…kau memang seorang pendakwah (maaf
aku pinjam istilah salesman agama. Sengaja.) sejati, menyebarkan ideologi penuh
kesabaran dan keseriusan.
Di era (yang katanya) serba
maju, modern banyak manusia-manusia yang terlena dengan hedonisme
kapitalis Anjing tapi kamu tetap konsisten. Bahkan kamu rela meninggalkan
pekerjaan yang menjanjikan status “hidup makmur”. hmm…kamu memang manusia aneh.
Hanya karena kesetiaan memperjuangkan hak-hak Masyarakat Pribumi Papua Barat
kamu rela berkorban apapun.
Kadang aku heran pada
orang-orang merasa diri pintar tanpa pernah membagi kepintarannya. Mereka yang
sekolah tinggi-tinggi hanya mengejar profit dan mengumpulkan harta, walau mati
harta tidak bisa dibawa. Mungkin kamu adalah salah satu diatara manusia asli
papua yang bisa berfikir bahwa keberuntungan dan kepintaran yang
dianugrahkan Tuhan harus dibagikan.
Karena tidak semua orang
diberi kesempatan mendapat ilmu dari bangku sekolah maupun kuliah. Informasi
memang seharusnya dibagi rata, penguasa dan rakyat. Kebebasan, kesetaraan,
keadilan selalu kamu teriakan tanpa bosan maupun lelah (maaf diam-diam aku
sering membaca komentar-komentarmu). Sempurna.
Ada kata-kata mu yang cukup
membuat bulu romanku merinding “Aku Ingin Lapakan Dunia KesenanganK… Dan
Memilih Menderita,!!! Demi Kebebasan Negeri dan RakyatKu”.
Oh…kamu menyimpan jiwa romantis yang luar biasa, mengorbankan jiwa
dan darahmu untuk orang banyak (yang lupa tentang jati dirinya sebagai orang
Papua), tapi aku juga menilaimu sebagai orang yang paling sadis…!!! Keperdulian
mu terhadap sesama membuat dirimu harus banyak kehilangan waktu luangmu untuk
sekedar “menikmati hidup”. Segelas milk, sepertinya cukup membuatmu
nyaman (maaf jika aku membongkar rahasiamu).
Oh…Buctar Tabuni kamu memang
Bodoh sekaligus Manusia Romantis berhati Sadis. Kamu memang patut untuk menjadi
contoh dan teladan bagi generasi Papua, yang banyak melupakan tentang jati
dirinya, hak-haknya, dan kebebasannya. Semoga apa yang menjadi cita-citamu
dimudahkan dan dilancarkan.
Tuhan menyertaimu…Tuhan
memberkatimu…dan Tuhan akan memuliakanmu sampai bebaskan rakyatMu Papua Barat.